Wisata Laut, Wakatobi
Minggu, 13 April 2008 lalu, sebuah harian nasional melaporkan penunjukan Nadine Chandrawinata (24), Puteri Indonesia 2005, sebagai Duta Ekowisata Wakatobi oleh Bupati Wakatobi Ir. Hugua. Penerimaan gelar yang dilaksanakan di Wangi-wangi, ibu kota kabupaten Wakatobi itu didasarkan atas kepedulian sang mantan puteri Indonesia atas keadaan laut Indonesia dan kecintaannya akan olah raga menyelam. Beberapa saat sebelumnya, harian yang sama membicarakan aktivitasnya sebagai foto model dari sebuah buku fotografi bawah laut pertama yang dibuat oleh seorang fotografer Indonesia.
Menurut Nadine, kesediaannya menerima tawaran menjadi Duta Ekowisata Wakatobi karena kabupaten ini memiliki salah satu pemandangan laut terindah di Indonesia, bahkan di dunia. Ya, Wakatobi memang memiliki salah satu pemandangan bawah laut terindah. Hal ini terbukti dengan adanya sebuah Diving Resort di Pulau Onemooba. Resort Selam itu adalah milik seorang warga Swiss yang telah mengantongi kontrak untuk wilayah tersebut selama 30 tahun. Karena keindahannya, Pengusaha itu bahkan berani menanamkan modalnya hingga puluhan ribu dolar Amerika untuk menambah fasilitas yang ada.
Namun sayang, keberadaan resor selam kelas dunia tidak diikuti dengan kesejahteraan penduduk di pulau itu dan pulau-pulau sekitarnya. Sebuah LSM melaporkan bahwa beberapa oknum dari resor ini, yang juga penduduk lokal, melakukan intimidasi hingga disertai kekerasan fisik terhadap nelayan yang diketahui menangkap ikan di perairan yang telah dikapling resor tersebut. Walau dalam perjanjian warga nelayan hanya dilarang menangkap ikan dengan menggunakan bom atau sianida, intimidasi dan pemukulan tersebut tetap terjadi ketika nelayan hanya menangkap ikan dengan peralatan yang legal.
Kenyataan ini memantapkan keinginan Pemerintah Daerah Kabupaten Wakatobi untuk segera membangun kawasan wisata selam dengan konsep ekowisata. Dengan seorang mantan Puteri Indonesia sebagai juru bicara, Pemda Wakatobi berharap wisata bawah laut daerah itu terkenal tidak hanya bagian resor milik perseorangan saja tetapi seluruhnya. Untuk mendukung pengembangan Ekowisata bawah laut, Pemda Wakatobi telah membangun Resort Kaledupa di Pulau Hoga , Resort Binongko di Pulau Binongko dan Resort Tomia di Pulau Tomia. Lokasi yang dipilih adalah titik-titik terbaik untuk kegiatan menyelam, snorkeling, wisata bahari, berenang, berkemah, dan wisata budaya.
Wakatobi adalah singkatan dari Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko, nama empat pulau terbesar di Kabupaten Wakatobi. Kepulauan Wakatobi seluas 306.680 ha ditetapkan sebagai kawasan konservasi perairan laut sejak 30 Juli 1996. Kabupaten Wakatobi terletak di tenggara Pulau Buton dan terbagi menjadi 4 kecamatan yakni Wangi Wangi (dengan ibukota kecamatan di Wanci), Kaledupa (beribukota di Ambeua), Tomia (Waha), dan Binongko (Rukuwa). Kepulauan yang sebelumnya bernama Tukang Besi ini berpenduduk sekitar 100.000 jiwa.
Kabupaten Wakatobi memiliki potensi kelautan yang kaya. Secara keseluruhan, kawasan laut Wakatobi menyimpan kekayaan berupa 396 spesies karang laut. Jenis-jenis karang yang ditemukan antara lain Acrophora Spp, Dendrophyllia Spp, Favia Abdita, Echinopora Horrida, Favites Spp, Heliofungia Actiniformis, Holothuria Edulis, Lobophylla Spp, Montastrea Spp, Mycedium Spp, Millepora spp, Nepthea Spp, Oulophylla Crispa, Oxypora Spp, Pavona Clavus, P decussata, Platygira Lamellina, P.Pini, Porites Spp, Porithes Spp, Spirobranchus Giganteus, Symphyllia Spp, dan Turbinaria Frondens.
Jenis ikan yang menjadi penghuni laut Wakatobi antara lain Abudefduf Leucogaster, A. Saxatilis, Acanthurus Achilles, A. Aliosa, A. Mata, Amphiprion tricinctus, Chaetodon Specullum, Chelinus Undulatus, Chelmon Rostratus, Heniochus Acuminatus, H. Permutatus, Macolor Macularis (snapper), Napoleon Wrasse, Paramia Quinquelineata, Scarus Qibbus, dan S. Taeniurus. Beberapa jenis biota laut lainya yaitu kima, lola, ikan, penyu, serta jenis-jenis lainnya
Sesuai dengan konsep ekowisata, Pemda mengajak peran serta aktif masyarakat Kabupaten Wakatobi untuk memelihara ekosistem pantai. Salah satu peran aktif masyarakat adalah dengan tidak menangkapan ikan dengan menggunakan bom dan racun cyanida, tidak mengambil biota laut yang dilindungi seperti penyu hijau, penyu sisik, kima, lola, serta tidak mengambil batu karang yang menjadi bagian terumbu karang. Pemda bersama beberapa LSM juga aktif melakukan pendampingan guna menumbuhkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian laut.
Untuk mencapai kepulauan Wakatobi, para pengunjung harus transit di Makassar. Dari Makassar, pengunjung akan menempuh penerbangan selama 45 menit ke Kendari. Setelah itu, pengunjung akan menempuh perjalanan laut selama 9 jam menggunakan kapal motor menuju Wanci. Jika yang ditawarkan adalah pesona bawah laut yang sangat memukau di laut Wakatobi, tentu perjalanan yang sedikit melelahkan ini tidak akan menciutkan nyali anda. (Rob/170408)
Sumber: Dari berbagai sumber
0 komentar:
Posting Komentar