PAKETRUPIAH Powered by Paketrupiah.com

Mentawai, Surga Selancar Dunia di Sumatera

Selamat Pagi.... Indonesia !!!!

Indonesia hotels online datang mengawali hari ini dengan informasi dari Mentawai, Sumatera. Ini salah satu keindahan wisata yang ada di Indonesia, ngga melulu Bali khan. Disimak aja ya informasi dari Indonesia Hotels Online kali ini, semoga bermanfaat. Merdekaa ... !!!


Mentawai, Surga Selancar Dunia di Sumatera

Indonesia memiliki kekayaan bahari tingkat dunia. Mungkin pernyataan ini sering didengung-dengungkan mengingat sebagian besar wilayah kedaulatan Indonesia adalah laut. Tapi tak banyak orang Indonesia tahu tentang potensi besar kelautan negaranya selain bidang perikanan dan wisata pantai. Indonesia memiliki sekitar 600.000 km persegi wilayah terumbu karang dan merupakan negara yang memiliki wilayah terumbu karang terluas di dunia.

Masih tentang karang, Indonesia memiliki Kepulauan Takabonerate di Sulawesi Selatan, yang merupakan gugusan karang atol terbesar ketiga di dunia setelah atol Kwajifein di Kepulauan Marshal dan Suvadiva di Kepulauan Maladewa. Perairan samudera di sekeliling Indonesia juga memiliki potensi yang diakui di dunia internasional. Laut di Kepulauan Mentawai, oleh para berbagai organisasi selancar air ditetapkan sebagai tempat yang memiliki ombak terbaik ketiga setelah Hawai dan Tahiti.

Kepulauan Mentawai merupakan sebuah kabupaten di Propinsi Sumatera Barat. Mentawai berada pada jarak 150 km di lepas pantai Pulau Sumatera. Kabupaten seluas 601 km² ini didiami oleh 64.235 jiwa yang sebagian besar adalah masyarakat asli. Kepulauan Mentawai terdiri dari 213 pulau dengan 4 pulau utama yaitu Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan. Beribukota di Tua pejat, Kabupaten Mentawai terbagi menjadi 4 kecamatan dan 40 desa.

Hingga saat ini, sebagian besar wilayah daratan Kepulaun Mentawai masih berupa hutan. Karena telah melalui sejarah geologis yang panjang, Mentawai memiliki beberapa spesies endemik yang dilindungi. Tercatat ada duapuluh spesies endemik yang hidup di kepulauan ini. Empat diantaranya adalah primata, yaitu Simakobu atau monyet ekor babi (Simias concolor), Bilou atau siamang kerdil (Hylobates klossii), Joja atau lutung Mentawai (Presbytis potenziani), Bokkoi atau beruk Mentawai (Macaca siberut).

Untuk melindungi keberadaan berbagai spesies endemik tersebut, setengah bagian wilayah Mentawai telah ditetapkan sebagai Taman Nasional Siberut. Keberadaan Taman Nasional dan hutan hujan yang asri di kepulauan ini secara langsung mendukung berbagai kehidupan di pantai dan laut, termasuk sektor pariwisata. Selama ini, banyak turis yang datang untuk menikmati berbagai atraksi di wilayah pantai juga sangat terkesan akan keaslian dan keasrian hutan Mentawai.

Kepulauan Mentawai memiliki garis pantai sepanjang 758 km. Potensi utama Kepulauan Mentawai adalah ombaknya yang bergulung-gulung dan sangat sesuai untuk dijadikan tempat selancar air (Surfing). Potensi Kepulauan Mentawai ini mulai terungkap ketika pada pertengahan 90-an, beberapa peselancar asal Australia berkunjung dan melihat ombak yang belum pernah mereka sangka ada di Mentawai. Para peselancar tersebut akhirnya menyebarluaskan penemuan dan beberapa dari mereka bahkan mendirikan beberapa resort pantai untuk melayani wisatawan manca yang ingin berselancar di Mentawai.

Posisi geografis Kepulauan Mentawai di lepas pantai Sumatera Barat memberi keuntungan tersendiri bagi pengembangan wisata olahraga ekstrem. Letaknya yang langsung Menghadap Samudera Hindia menganugerahi Kepulauan Mentawai ombak yang konsisten sepanjang tahun. Waktu antara April-Agustus yang bertepatan dengan libur musim panas di Eropa adalah waktu yang paling baik untuk berselancar.

Pada musim tersebut, ombak Mentawai bisa mencapai tinggi enam meter dan hal ini merupakan yang paling dicari oleh para peselancar air. Kepulauan Mentawai tercatat memiliki 400 titik selancar yang sering dijadikan lokasi berselancar oleh para surfer. Dari 400 titik selancar, 23 titik diantaranya memiliki ombak berskala internasional. Daerah tersebut tersebar antara lain di daerah Nyang-Nyang, Karang Bajat, Karoniki, Pananggelat dan Mainuk (Pulau Siberut), Katiet Basua (Pulau Sipoira) dan Pagai Utara (Pulau Sikakap).


Pengakuan yang diberikan oleh dunia internasional pada ombak mentawai bisa dilihat dari even selancar yang diadakan di kepulauan ini. Tiap tahun, Mentawai ditunjuk sebagai penyelenggara World Champions Surfing Series atau Seri Kejuaraan Dunia Selancar Air yang dijadwalkan tiap bulan Agustus. Dengan adanya kejuaraan ini, Mentawai bisa menjaring 3000 wisatawan asing pada 2007. Sebanyak 60% dari wisatawan yangdatang berasal dari Australia, 39% dari Amerika Serikat, dan sisanya dari Eropa, dan Asia. Tiap wisatawan rata-rata menghabiskan US$ 2.500 selama berselancar di Mentawai.

Untuk menjamin kenyamanan dan keamanan para peselancar, pengelola dan pemerintah daerah mengadakan beberapa fasilitas penunjang. Fasilitas penunjang yang paling signifikan adalah ditetapkannya 60 spot ombak eksklusif yang tersebar di berbagai sudut pulau. Spot ombak eksklusif adalah tempat selancar yang dibatasi pemakainya maksimal 10 orang. Hal ini untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi ketika peselancar bertabrakan sewaktu beraksi.

Selain menetapkan spot ombak eksklusif, pengelola juga mendirikan resor-resor pantai dan berbagai fasilitas pendukung lain untuk mejamin kenyamanan wisatawan. Diantara resor yang ada di Kepulauan Mentawai, terdapat nama-nama antara lain Makaroni di Pulau Silabu, Kandui di Pulau Nyang Nyang, Saraina Kota Mentawai, serta Alloyta di Pulau Simakakang, dan Surfing Ground di Katiet. Selain penginapan bernuansa resort, restoran, bar, yang didesain khas Mentawai.

Saat ini, Mentawai dapat diakses melalui dua jalur yaitu jalur laut dan udara., Mentawai dapat dicapai dengan kapal cepat selama 4 jam atau feri antarpulau selama10 jam. Selain itu tersedia 46 kapal pesiar mini yang bisa disewa selama berada di Mentawai. Setelah sempat ditutup pada Maret 1999, penerbangan rute Padang-Mentawai kembali dibuka pad 2007. Penerbangan Bandara Minangkabau-Bandara Rokot yang menempuh waktu 35 menit ini dilayani tiap Selasa dan Kamis oleh Sabang Merauke Air Charter. (Roberto J. Setyabudi/130508)

Dari berbagai sumber

Padaido, Laut Surga di Papua

Indonesia Hotels Online kali ini tidak membicarakan tentang hotel dan kelengkapannya. Sebagai negara yang terkenal keindahannya, Indonesia Hotels Online dengan bangga menuliskan kembali artikel yang didapat dari berbagai sumber tentang keindahan salah satu profinsi yang ada di Indonesia yaitu Papua atau Irian Jaya. Negeri ini menyimpan banyak keelokkan wisata alam, salah sataunya adalah wisata laut. Mau tahu lebih banyak ? lanjutkan saja membacanyanya. Selamat menikmati keindahan Papua melalui Indonesia Hotels Online.

Terlindung dari ganasnya ombak Samudera Pasifik oleh Pulau Biak dan terletak di perairan yang tenang di teluk Cendrawasih, Kepulauan Padaio merupakan tempat yang paling sempurna untuk melakukan berbagai petualangan bawah air. Padaido adalah sebuah kepulauan yang terdiri dari 30 pulau kecil dan terletak di sepanjang sisi tenggara Pulau Biak. Dahulu kepulauan ini bernama Kepulauan Schouter, berasal dari nama pemimpin rombongan pelaut Belanda yang pertama kali menemukan kepulauan itu pada 1602, William Schouter.

Berbicara tentang makna, Padaido berasal dari bahasa setempat yang berarti keindahan yang tak dapat diungkapkan. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Biodiversity Conservation Network (BCN), Kepulauan Padaido merupakan salah satu tempat yang memiliki keragaman hayati ekosistem koral terbesar di dunia. Karang di kepulauan ini menyimpan 95 spesies koral dan 155 spesies ikan, seperti berbagai jenis hiu karang dan gurita serta berbagai kekayaan maritim lainnya. Kekayaan biologi lain yang ada di kepulauan ini antara lain 48 spesies pohon, 26 spesies burung, 14 spesies reptil, dan 7 spesies mamalia.

Menurut seorang penyelam yang pernah bekerja untuk Almarhum Jacquest Cousteau, seorang peneliti kelautan ternama, titik-titik penyelaman yang terbaik terdapat di sisi paling timur Kepulauan Padaido. Sementara sisi barat Kepulauan Padaido bawah lebih cocok sebagai tempat snorkeling. Dengan air yang jernih dan dangkal, pantai landai ini sangat cocok untuk kegiatan tersebut. Saat air surut, anda akan dengan mudah melihat species-species laut yang cantik seperti ikan-ikan karang yang berwarna cerah, hiu karang kecil, ikan pari bermotif bulatan biru, belut moray, dan ular laut.

Beberapa penyelam internasional berpendapat bahwa kawasan pantai Padaido merupakan salah satu kawasan yang memiliki terumbu karang yang paling spektakuler di dunia. Maka dari itu, taman laut ini sangat cocok untuk petualangan menyelam dan snorkeling. Hanya membutuhkan waktu 1 jam dari pelabuhan Bosnik untuk mencapai kepulauan Padaido dengan menggunakan motor boat dan sekitar 3-4 jam menggunakan kano dayung. Pulau ini menawarkan berbagai daya tarik, gua bawah laut, dan terowongan untuk dijelajahi.

Seperti yang banyak ditemui di pulau induk, anda juga akan sering mendapati sisa-sisa kapal laut, pesawat terbang, dan tank yang karam. Besi-besi tua itu berubah menjadi media bagi terumbu karang yang menjadi tumpuan seluruh kehidupan laut. Karang atol di perairan ini juga menjadi rumah bagi ikan-ikan besar seperti tuna sirip biru yang bisa mencapai panjang 2 meter dan ikan kelelawar yang biasa datang bergerombol dalam jumlah yang besar. Penyelam juga akan sering menemui berbagai jenis hiu, ikan pari, dan penyu.

Untuk memajukan kehidupan dan pariwisata secara selaras, Yayasan Rumsram (berpusat di Biak) dan Yayasan Hualopu (berpusat di Ambon) yang disponsori oleh UNDP pernah membangun beberapa toilet baru di pulau Wundi, Saba, dan Dawi, sebuah penginapan tambahan di pulau Dawi, membuat perahu dan pelabuhan yang bisa disewakan di pulau Saba dan Dawi. Kedua yayasan itu juga mengadakan kelas bahasa Inggris untuk masyarakat lokal dan kemajuan telah mulai dirintis sebagai perencanaan kegiatan menejemen pariwisata.

Selain hal-hal diatas, yayasan tersebut juga melakukan satu kegiatan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup terumbu karang maupun masyarakat yang hidup darinya. Mereka membantu dengan cara memberikan pengertian akan pentingnya memperhatikan kelestarian alam dalam meningkatkan taraf kehidupan. Untuk mendukung usaha masyarakat dalam pengembangan perekonomian melalui pariwisata, Pemda Kabupaten Biak membuat kemajuan dengan melengkapi beberapa fasilitas umum dengan internet. (Roberto J. Setyabudi/140308)

Sumber:Dari berbagai sumber