Mbah Surip Dan Bulan Kesiangan
Mbah Surip.
Seniman.
Sederhana.
Menghibur
Mungkin ada lebih banyak kata yang dapat lebih lengkap memberi gambaran lelaki kelahiran Mojokerto kelahiran 5 Mei 1969 dan bernama lengkap Urip Ariyanto ini. Berambut gimbal, berperawakan sedang, berpenampilan santai dan senang tertawa lepas.
Bukan Cuma kehadirannya yang mengejutkan diantara riuh rendahnya kehadiran band-band anak muda yang menawarkan bayak lagu cinta. Mbah Surip hadir sebenarnya juga membawakan lagu cinta, tetapi dengan sudut pandang yang berbeda. Cinta yang universal, yang menyenangkan, yang sederhana. Cinta begitu renyah, enteng tapi dalam. Mbah Surip berhasil mengemasnya dengan cantik.
Cintanya yang tertuang lewat lagu hit’snya tak gendong, adalah proses hidup dan kehidupan jauh sebelum dia beken seperti sekarang. Masa-masa berproses yang harus dia dapatkan di Amerika , dibawah jembatan
Bapak empat anak, yang pernah mengenyam pendidikan hingga S2 ini, terlihat enteng menikmati kesuksesannya di jagad hiburan. Padahal, penghasilannya dari NSP tak gendong saja mencapai 5 M, belum dari royalty lagunya, hasil menjadi model iklan dan banyak lagi. Mbah Surip seperti petani yang sedang asyik menikmati panen padinya. Ia juga tak jauh beda dengan filsafat padi, makin berisi makin merunduk.
Barangkali masih ada banyak karya-karyanya yang ingin dia tunjukkan untuk menghibur banyak orang. Tapi takdir berkata lain. Baginya mungkin lebih baik sekali dan itu berarti. Ia menikmati tempaan kehidupan bagi jiwanya, mulai dari jadi pengamen di blok M, terjun ke dunia teater, mengayuh sepeda dari Mojokerto ke
Apapun itu, di akhir hidupnya Mbah Surip telah berhasil menjadi lengkap, menuai hasil. Bukan Cuma teman dan kerabat,
Hidupnya telah berakhir dengan indah. Meninggalkan jejak yang jelas di hati setiap orang yang hatinya telah tertawan oleh hiburannya. Pihak R.S mengindikasi Mbah Surip kena serangan jantung. Meninggalkan dunia yang fana ini sekitar jam 10.30 WIB. Dan jagad hiburan terkena serangan tak gendong dari Mbah Surip.
Buat saya, Mbah Surip yang seringkali menyampaikan jorgan I Love You Full punya kesamaan dengan Foolmoon yang sekarang ini memang memasuki masanya.
Pagi ini saya lihat bulan yang penuh itu kesiangan. Matahari kelihatan enggan memintanya untuk segera kembali ke peraduan. Begitu indah, meski telah nampak pucat.
Segala sesuatu indah pada waktunya. Selamat jalan Mbah. Sukses untuk Mbah Surip yang telah memberikan banyak inspirasi untuk menjalani hidup dan kehidupan. Semoga itu menjadi amal kebaikan yang Allah SWT ridho dan mencintai Mbah. Sebagaimana kami. I love you full, Mbah.
0 komentar:
Posting Komentar